New York - Mengakses internet di bawah laut tampaknya bakal segera jadi kenyataan. Pasalnya, para peneliti dari Universitas Buffalo, New York, AS, dikabarkan tengah mengujicoba sebuah sistem untuk menyediakan koneksi internet di bawah air.
Melalui proyek arsitektur jaringan bawah laut, para peneliti menemukan kemungkinan tersedianya jaringan nirkabel berupa WiFi di bawah laut kelak. Namun, jangan bayangkan Anda bisa mengunggah foto ke Instagram atau berkicau melalui Twitter dari bawah laut.
Karena jaringan WiFi di bawah air ini nanti akan digunakan untuk memantau kehidupan di laut, mendeteksi tsunami dan gempa bumi lebih awal, dan bahkan membantu polisi dalam melacak pengedar narkoba.
Salah satu ilmuwan yang bekerja untuk proyek ini, Tommaso Melodina menyatakan, teknologi WiFi sementara hanya digunakan untuk memonitor aktivitas samudera, mendeteksi tsunami, gempa bumi, bahkan membantu penegak hukum mencegah perdagangan obat terlarang melalui jalur laut.
"Jaringan nirkabel yang direndam di bawah laut mampu memberikan kami informasi atau hal yang belum pernah terjadi sebelumnya secara real time," ujar Melodina seperti dilansir DigitalTrends.
Informasi seperti peringatan tsunami atau bencana lainnya, menurut Melodina, dapat langsung terkirim ke smartphone atau komputer. “Tentu hal ini bisa membantu menyelamatkan nyawa," tandasnya.
Tantangan yang dihadapi ilmuwan dalam memasang WiFi bawah laut adalah bagaimana mentransfer data melalui jaringan. Sistem yang berbasis di darat, seperti router WiFi menggunakan gelombang radio untuk mengkomunikasikan informasi.
Untungnya, gelombang berbasis suara, bekerja dengan baik di bawah laut. Cara ini umum digunakan oleh kapal selam yang mengandalkan kekuatan sonar untuk navigasi.
Melodina beserta tim sebelumnya melakukan uji coba di salah satu danau terbesar di Amerika Utara, yakni Danau Erie, yang membentang dari Ontario, Kanada, hingga Michigan, AS.
Di sana, mereka menjatuhkan dua sensor seberat 18 kg ke dalam air yang terhubung ke pelampung yang memancar ke permukaan, yang kemudian mengubah sinyal radio WiFi menjadi gelombang suara.
Beberapa detik kemudian mereka mendeteksi umpan balik dari sensor tersebut. Hal itu membuktikan bahwa solusi jaringan bawah air dapat berjalan dengan baik.
Meski demikian, teknologi ini masih perlu pengembangan lebih lanjut agar dapat terhubung ke smartphone, tablet, komputer, dan perangkat lainnya secara real-time.
Menurut Melodina, tantangan untuk mewujudkan WiFi di bawah laut adalah saat gelombang radio yang ada di bawah air menjadi kosong. Untuk mengatasinya, para peneliti mencoba menerapkan prinsip sonar pada sistem navigasi kapal selam.
Jadi, tak ada salahnya jika kini Anda mulai mempersiapkan diri untuk memiliki perangkat komunikasi multimedia yang tahan air.
0 komentar:
Posting Komentar